Type something and hit enter

Posted by On
Sangiran itu dimana? Situs Sangiran terletak di perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar, yang kini telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Pengakuan oleh UNESCO itu didasari karena di wilayah tersebut tersimpan ribuan peninggalan manusia purba yang menunjukkan proses kehidupan manusia dari masa lalu.

Dari Sangiran kita mengenal beberapa jenis manusia purba di Indonesia. Setelah ditetapkan sebagai warisan dunia, Situs Manusia Purba Sangiran dikembangkan menjadi pusat penelitian dalam negeri dan luar negeri, serta sebagai tempat wisata.

Agar memahami jenis dan ciri-ciri manusia purba di Indonesia mari kita simak artikel berikut ini.

Mengenal Manusia Purba di Sangiran


Sejarah Sangiran Lengkap: Situs Manusia Purba di Indonesia


Perjalanan kisah perkembangan manusia di dunia tidak terlepas dari keberadaan bentangan luas perbukitan tandus yang ada di perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Lahan tersebut yang kita kenal dengan nama Situs Sangiran.

Harry Widianto dan Truman Simanjuntak dalam bukunya Sangiran Menjawab Dunia diterangkan bahwa Sangiran merupakan sebuah komplek situs manusia purba dari Kala Pleistosen yang paling lengkap dan paling penting di Indonesia, dan bahkan di Asia.

Situs Sangiran merupakan pusat perkembangan manusia dunia, yang memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu.

Situs Sangiran itu mempunyai luas 8 kilometer pada arah utara-selatan dan 7 kilometer arah timur-barat. Situs Sangiran merupakan sebuah kubah raksasa yang berupa cekungan besar di pusat kubah akibat adanya erosi di bagian puncaknya.

Kubah raksasa tersebut diwarnai dengan perbukitan yang bergelombang. Kondisi deformasi geologis itu menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba dan binatang, termasuk artefak.

Berdasarkan materi tanahnya, Situs Sangiran berupa endapan lempung hitam dan pasir fluvio-vulkanik, tanahnya tidak subur dan terkesan gersang pada musim kemarau.

Siapa penemu Fosil Manusia Purba di Sangiran?


Sangiran pertama kali ditemukan ole P.E.C Schemulling pada tahun 1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata di Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran.

Semenjak dilaporkan Schemulling situs itu seolah-olah terlupakan dalam waktu yang cukup lama.

Kemudian Eugene Dubois juga pernah datang ke Sangiran, akan tetapi ia kurang tertarik dengan temuan-temuan yang ada di wilayah Sangiran.

Pada tahun 1934, Gustav Heindrich Ralph von Koeningswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung yang terletak sekitar 2 km di barat laut kubah Sangiran.

Artefak litik itulah yangg kemudian menjadi temuan penting untuk Situs Sangiran. Semenjak penemuan itu, Situs Sangiran menjadi sangat terkenal berkaitan dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectus secara sporadis dan berkesinambungan.

Homo erectus adalah takson paling penting dalam sejarah manusia, sebelum masuk pada tahapan manusia Homo sapiens, manusia modern.

Apa saja yang ditemukan di Situs Sangiran?


Pada Jumat, 5 Februari 2016 lalu, Setu Wiryorejo adalah seorang petani yang menemukan benda yang tak biasa di sungai Bojong, anak Bengawan Solo. Temuan itu ternyata fosil manusia purba tertua yang langka dan penting bagi ilmu pengetahuan.

Setu kemudian melaporkan hal itu ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba di Sangiran. Tim dari Balai kemudian melakukan identifikasi dan temuan ini diyakini sebagai atap tengkorak dari manusia purba Homo Erectus Arkaik, golongan manusia purba tertua yang pernah tercatat di Sangiran.

Fosil manusia purba Homo Erectus Arakik adalah manusia purba tertua yang hidup antara 1,5 - 1 juta tahun yang lalu.

Fosil ini berukuran 14 cm, lebar 12 cm dan tinggi 10 cm. Para peneliti mengatakan Homo Erectus Arkaik memiliki volume otak sebesar 800 cc dengan ketebalan tulang tengkorak 1,5 cm.

Beberapa koleksi Museum Sangiran:
  • Fosil manusia, antara lain: Australopithecus africanus, Pithecanthropus mojokertensis (Pithecanthropis robustus), Meganthropus palaeojavanicus, Pithecanthropus erectus, Homo soloensis, Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, Homo Sapiens.
  • Fosil binatang bertulang belakang, antara lain: Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).
  • Fosil binatang air, antara lain: Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kudanil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.
  • Batu-batuan, antara lain: Meteorit/Taktit, Kalesdon, Diatome, Agate, Ametis.
  • Alat-alat batu, antara lain: serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu, dan kapak perimbas-penetak.

Keseluruhan fosil yang telah ditemukan hingga kini (2014) sebanyak 13.809 buah.

Situs Sangiran tidak hanya memberikan gambaran tentang evolusi fisik manusia saja, namun juga memberikan gambaran nyata tentang evolusi budaya, binatang, dan juga lingkungan.

Beberapa fosil yang ditemukan dalam seri geologis-stratigrafis yang diendapkan tanpa terputus selama lebih dari dua juta tahun, menunjukkan tentang hal itu.

Situs Sangiran telah diakui sebagai salah satu pusat evolusi manusia di dunia. Situs ini ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada tahun 1996, yang tercantum dalam nomor 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage List) UNESCO.

Fakta tentang Sangiran 

Fakta Menarik SANGIRAN
Fakta tentang Sangiran via CNN Indonesia

Demikianlah penjelasan tentang Sangiran: Situs Manusia Purba di Indonesia. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terimakasih.

Referensi: infokitauntukkita.blogspot.com/2014/05/sejarah-dan-keunikan-situs-purbakala.html
news.detik.com/berita/3197422/temuan-penting-fosil-manusia-purba-tertua-dari-sangiran

0 komentar